Tulang Bawang Barat
Pro dan kontra
Polemik dugaan Pungutan Liar (Pungli) yang di lakukan oleh pihak Dinas Kesehatan kepada Masyarakat dan Pemerintah Tiyuh, membuat Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) marah karena hal itu dinilai sangat membebani masyarakat.
Joko Kuncoro. Wakil Ketua ll. DPRD Tubaba mempertanyakan terkait pengelolaan Dana Belanja Oprasional Kesehatan (BOK) yang dikelola oleh Dinas Kesehatan dan Puskesmas.
“Dinas kesehatan maupun puskesmas itu kan jelas memiliki dana (BOK) yang peruntukanya Pelayanan kepada Masyarakat, kenapa mereka melakukan penarikan Belaja Obat dan Sewa alat Poging ke Masyarakat dan Pemerintah Tiyuh, ini bisa dikatagorikan pungutan liar (Pungli)”kata dia.
“itu adalah penyakit yang menimpa masyarakat harus di tanggulangi, tidak boleh ada pungutan biaya apapun dan satu perakpun” Tegasnya. Melalui Whatsapnya Rabu (23/10/2024)
Joko Kuncoro juga menegaskan Penyakit Demam Berdarah (DBD) ini masuk kategori Wabah Penyakit yang berbahaya, sehingga baik Dinas Kesehatan maupun Puskesmas harus tanggap dalam menyikapi permasalahan tersebut.
“DBD ini kan masuk kategori jenis Penyakit berbahaya (KLB) jadi tidak ada alasan untuk Dinas Kesehatan ataupun Puskesmas, tutup mata terkait permasalahan itu,”pungkasnya
diberitakan sebelumnya
Saat di konfirmasi awak media Prodankontra.com angga warga suku 05 Tiyuh Penumangan mengatakan dalam waktu kurang dari sepekan terahir, tidak kurang dari 5 orang yang telah di rawat di rumah sakit Tubaba akibat terkonfirmasi positif DBD
“Iya bang dalam minggu ini sudah 4/5 orang yang masuk rumah sakit kena DBD,”ujarnya pada awak media pada Rabu (16/10/2024)
dia juga menambahkan bahwa adiknya saat ini sedang mengalami gejala yang sam, dan sampai saat ini masih terbaring lemas demam tinggi
“Adik saya sudah empat hari sakit demamnya gak turun-turun, sampai saat ini belom di bawa ke rumah sakit karena tidak punya BPJS,”tambahnya
dirinya juga berharap agar masalah ini dapat jadi perhatian dari Pemerintah Tiyuh Penumangan dan Pemkab Tubaba
“sebetulnya kami sudah sering mengeluhkan agar supaya ada tindakan oleh pihak Tiyuh, dalam hal Pencegahan (Poging) agar pirus ini tidak menyebar kemana-mana, sejauh ini sih belum ada,”harapnya
disisi lain, Sekretaris Tiyuh Penumangan, saat dikonfirmasi melalui whatsappnya mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak Dinas terkait namun sampai saat ini belom ada respon apapun
“Yaa dex dari Tiyuh sudah berupaya untuk laporan dan dari Tiyuh melakukan sosialisasi dan menyebarkan obat abate, Tpi tdk ada responnya,”katanya
Fitri juga menjelaskan bahwa dana yang di anggarkan dari Dana Desa TA. 2024. sudah tidak ada lagi (habis) untuk membayar jasa (Poging) kepada pihak Puskesmas Panargan, melalui Bidan Desa
“Bayangkan satu kali foging 500 ribu, 12 x dexx, Petugas foging dan bidan desa yang tau.”Jelasnya (Red)