Prodankontra.com- Tubaba -Pemilu serempak pilpres dan legislatif 14 februari 2024 sudah berlalu. Penghitungan suara setidaknya sudah bisa dibaca siapa presidennya dan siapa calon legislatif yang akan duduk sebagai wakil rakyat periode 2024 – 2029. Ada yang tetap melaju sebagai anggota dewan ada yang harus “ istirahat “ karna tidak memenuhi perolehan suara dan tentu ada wajah baru sebagai anggota dewan.Semua itu merupakan dinamika politik yang setiap selesai hajatan politik memiliki warna tersendiri.
Dalam kontek Tubaba hasil pileg sepertinya mengalami banyak perubahan diisi oleh banyak pendatang baru dari berbagai unsur partai politik. Apalagi dalam pemilu 2024 ini kursi dewan naik menjadi 35 yang sebelumnya 30 kursi. Diprediksi ada beberapa partai politik yang sebelumnya tidak memiliki kursi di legislatif pada pemilu ini dapat menempatkan wakilnya, atau sebaliknya ada partai politik dapat penambahan peningkatan kursi. Namun ada pula yang partai politik yang sama sekali tidak mampu menempatkan wakilnya di legislatif.
Partai politik seperti Demokrat, Nasdem, Gerindra, PDIP masih mendominasi atmosfer politik di legislatif. Hasil pileg 2024 diprediksi ada pergeseran perolehan kursi di legislatif. Dominasi PDIP pemenang pemilu 2019 dengan menempat 7 kursi sekaligus menjadi ketua Dewan sepertinya di pemilu 2024 ini harus merelakan jatuh ke Demokrat.Wakil ketua 1 dewan bergeser ke PDIP sedangkan wakil ketua II bisa jadi masih direbutkan antara Nasdem atau Gerindra.
Jika memperhatikan peta politik di Tubaba dalam politik kepartaian, Demokrat dan PDIP menjadi partai politik yang selalu mendominasi dan bersaing mengambil hati suara rakyat. Namun ada sedikit yang membedakan, PDIP Tubaba tidak memiliki figur sentral di dalam tubuh partai, partai cenderung dibangunan dengan mesin “ patron clien “ satu keluarga tertentu yang mendominasi. Besarnya partai cenderung dari mesin “ patron clien “ itu bekerja. Hal ini dapat terlihat satu keluarga yang mendominasi perolehan kursi legislatif. Jika “ patron clien “ ini menghilang otomatis PDIP akan kehilangan kekuatan. Bisa jadi akan menjadi partai kecil di Tubaba seperti partai Golkar yang hari ini sulit bangkit dari keterpurukan. Padahal merupakan partai besar yang memiliki sejarah panjang.
Sedangkan Demokrat dibangun dengan kerja mesin partai yang relatif memiliki kader – kader partai yang potensial di dalamnya. Kenaikan suara Demokrat dipemilu 2024 yang menggeser PDIP setidaknya mempertegas itu semua. Berbicara tentang Demokrat tentu kita tidak mungkin menghilangkan satu nama “ Busroni “ dalam membangun dan membesarkan partai. Kemampuan sebagai ketua Partai Demokrat telah teruji, dalam berbagai pemilu selalu menempatkan Demokrat menjadi partai politik, yang selalu unggul dan berada dipapan atas dibandingkan partai lainnya.
Apa yang sesungguh menarik dari seorang Busroni sebagai politisi. Pria berbadan besar, kelahiran Tiyuh Karta 52 tahun silam,yang juga digadang – kadang disiapkan akan maju dalam Pilkada Tubaba 2024. Pertama mampu menempatkan diri sebagai seorang politisi “ senior “ empat kali tampa jeda sebagai anggota legislatif. Pencapaian ini tentu sangat jarang kita temukan pada politisi lainnya di Tubaba. Kedua Busroni salah satu ketua partai politik dilingkungan “ Demokrat “ yang paling sukses membangun partai. Dari 13 kabupaten 2 kota madya di Provinsi Lampung mungkin bisa dikatan yang paling unggul dari ketua partai Demokrat lainnya. Hal ini dibuktikannya kepercayaan penuh dari DPP Demokrat dan Wilayah mengeluarkan surat resmi rekomendasi sebagai bakal calon Bupati Tubaba 2024 – 2029. Ketiga Busroni mampu mengkapitalisasi dan mendorong kader – kader potensial untuk maju dalam setiap pemilu menggunakan partai Demokrat dan terbukti dengan tingkat keterwakilan yang tinggi dalam pemilu.
Hemat penulis dengan Ketua Dewan periode 2024 – 2029 dipimpin oleh Busroni tentu dinamika internal dewan akan mengalami suasana yang tentunya akan berubah dari sebelumnya. Jika sedikit bercermin pada kepemimpinan Ketua Dewan dipimpin oleh Ponco Nugroho tingkat legitimasi penerimaan para anggota dewan dapat dikatakan sangat rendah. Tingkat legitimasi kepercayaan internal dewan masih lebih unggul dimiliki oleh Busroni sebagai wakil ketua daripada Ponco Nugroho sebagai pimpinan dewan. Lahirnya mosi tidak percaya terhadap kepemimpinan Ponco Nugroho sebagai ketua dewan mempertegas itu semua.
Dengan segudang pengalaman yang dimiliki oleh Busroni sebagai seorang politisi senior tentu tidaklah sulit baginya sebagai pimpinan Ketua Dewan untuk memimpin 35 anggota dewan dari berbagai unsur partai politik. Tantangan terbesar bagi seorang Busroni kedepannya tentu bagaimana memaksimalkan potensi 35 anggota dewan untuk memahami tugas dan fungsi sebagai anggota dewan. Membangun citra positif sebagai wakil rakyat adalah salah tugas berat dari seorang Busroni sebagai pimpinan dewan. Bagaimana aspirasi publik masyarakat dapat disalurkan dalam kebijakan – kebijakan pembangunan yang pro rakyat. Ditangan Busroni setidaknya harapan rakyat Tubaba dapat terwujudkan dalam segala aspek pembangunan.
( Penulis Ketua K3PP Tubaba )